About

check

Minggu, 21 September 2008

XINJIANG 3

CHINA: Even The Desert Can Be Tamed
April 2nd, 2007 by Daniel Schearf


Lebih dari seperempat wilayah Cina tutupi padang pasir. Dan sebagian besar padang pasir ini berada di bagian baratlaut provinsi Xinjiang.
Pasir-pasir semakin meluas di beberapa daerah karena overgrazing dan kekuarangan air.

Di provinsi Xinjiang ada Padang Pasir Taklimakan yang merupakan padang pasir yang bisa berpindah yang kedua terbesar di dunia.
Pemerintah Cina mencoba menghentikan meluasnya pasir-pasir, dan menurut pihak berwajib usahanya sudah membuathkan hasill. Daniel Shcearf baru-baru ini mengunjungi tempat itu, dan laporannya sekaligus mengakhiri 4 seri laporan khusu feature mengenai Xinjiang. .
Di pinggiran kota Korla yang kering dan berangin, para pekerja menanam pohon-pohon di sebuah perbukitan yang dulunya gersang. Penanaman ini dilakukan untuk mencegah penumpukan pasir. Korla seringkali diterpa badai pasir yang dipicu oleh angin padang pasir. Pemerintah lokal mencoba mengatasi keadaan ini dengan menanam pepohonan dan tanaman lainnya.
Sejauh ini mereka sudah menanam pohon-pohon di lahan seluas 33 kilometer kubik, dan akan memperluasnya tiga kali lipat dalam sepuluh tahun mendatang. ZHANG YISHI adalah Wakil Direktur Biro Kehutanan Korla.
Ia mengatakan, usaha pemerintah untuk melembabkan daerah itu, dapat menurunkan suhu waktu musim panas dan mengurangi badai pasir paling sedikit enam hari per tahun.
“Pohon-pohon poplar sudah mulai kering dan mati karena air tanah semakin berkurang. Tetapi sekarang kami sangat memperhatikannya. Dengan menggunakan saluran irigasi permukaan air semakin meningkat setiap tahun Padang pasir berubah menjadi hijau. Sampai sekarang kami berusaha mencegah perluasan padang pasir dan mencegah supaya warga tidak pergi dari daearah ini.”
Air merupakan sumber daya alam yang berharga dan terbatas disini. ZHANG memuji teknologi luar negeri yang mampu memperbaiki sistem pengairan pohon-pohon.
Ia mengatakan sistem irigasi bawah tanah dari Israel ini dapat menurunkan volume air yang dibutuhkan secara drastis. Pipa-pipa hitam menyalurkan volume air yang tepat untuk setiap tanaman dan sedikit air yang berkurang karena evaporasi sinar matahari.
Namun, ZHANG mengatakan, biaya untuk menanam dan memelihara begitu banyak pohon di tempat yang sangat kering dan kurang subur, sangat mahal.
Pemerintah sudah menghabiskan jutaan dolar hanya untuk daerah ini tetapi investasinya saja tidak cukup.
“Bila kita ingin pohon-pohon ini terus bertumbuh dengan baik, kami membutuhkan banyak modal. Sulit sekali menanam tanaman di daerah pegunungan yang bisa menghasilkan uang. Tetapi, di daerah yang datar kami berencana untuk melakukan hal itu. Supaya kami dapat pemasukan uang. Jadi kami bisa membuat pohon-pohon ini bertumbuh dengan baik.”
Pihak berwajib Cina mengatakan warga setempat juga patut dipersahalahkan. Dulu mereka menebang pohon-pohon padang pasir untuk kayu bakar dan membangun rumah.
Pemerintah sudah menanam pohon-pohon untuk menggantikan yang sudah hilang dan sekarang warga di bagian selatan XINJIANG membangun rumah mereka dari kayu yang diambil dari hutan buatan daripada menghancurkan pohon-pohon di tempat lain.
Ekploitasi minyak di daerah TARIM Xinjiang yang kaya akan minyak memberikan para penduduk bahan bakar lokal yang digunakan untuk memasak dan menghangatkan rumah sehingga mengurangi penebangan pohon.
Perusahaan Minyak Tarim milik Cina juga membantu supaya padang pasir menjadi lebih hijau, dengan menanam pohon-pohon dan tanaman di sekitar ladang itu.
Sun Longde adalah presiden Perusahaan Minyak Tarim.
“……Dulu, seluruh daerah ladang minyak Tarim itu padang pasir. Tetapi, sekarang sudah kelihatan semak-semak hijau. Sekarang jadi daerah yang bagus sekali. Kalau kami bangun perumahan kami akan membuat daerah penghijauan dan setelah itu baru akan kelihatan lebih bagus.”
Perusahaan Minyak Tarim mengiinvestastikan jutaan dollar untuk membangun jalan raya padang pasir untuk pengangkutan minyak dari Xinjiang.
Jalan raya ini sudah diselesaikan pada pertengahan tahun 90-an dan membentang lebih dari 500km melewati padang pasir kosong di bagian selatan
Xinjiang. Tahun 2003 lalu, mereka menanam pohon-pohon di kedua sisi jalan supaya padang pasir tidak menutupi jalan raya.
Long Fan, yang berusia 48 tahun tinggal di sebuah pondok yang dilengkapi dengan generator dan pompa. Rumah mereka selama delapan bulan sepanjang tahun adalah sumur no. 96.
Nyonya Long dan suaminya bekerja menyirami tanaman dua kali sehari.
Kehidupan disini tidak nyaman, karena makanan dan kebutuhan sehari-hari harus diangkut oleh truk ke stasiun padang pasir yang sepi. Tetapi Nyonya Long optimis dan tertawa ketika ditanya apa hidup di padang pasir terlalu kering.
“Life and everything is good. It is just the weather…
Kehidupan disini dan segala sesuatunya baik-baik saja. Tapi cuacanya saja yang kurang bagus.”
Ada lebih dari 100 stasiun seperti ini disepanjang jalan raya padang pasir yang ditempatkan setiap beberapa kilometer.
Kata TAKLIMAKAN berarti “Anda bisa masuk tetapi tidak pernah bisa keluar”. Namun Cina buktikan, padang pasirpun bisa ditaklukkan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons