About

check

Jumat, 28 November 2008

Islam di Pattani

Dalam tulisan ini penulis ingin mengemukakan kondisi umum Islam di Thailand. Khususnya negeri Pattani, Thailand
Selatan.
Untuk lebih jelasnya, penulis juga memuat data tentang sejarah Pattani,bagaimana
proses masuknya Islam ke Pattani dan terakhir gambaran umumtentang keadaan Islam di Pattani sekarang.

Sejarah Pattani

Negeri Pattani mempunyai sejarah yang cukup lama, jauh lebih lama dari negeri-negeri di semenanjung Melayu seperti Malaka, Johor dan Selangor. Sejarah lama Pattani merujuk kepada kerajaan Melayu Tua pengaruh Hindu-India bernama Langkasuka.

Kawasan timur Langkasuka meliputi daerah pantai timur semenanjung, mulai dari Senggora, Pattani, Kelantan sampai Terengganu, termasuk juga kawasan utara negeri Kedah.

Menurut catatan sejarah, Langkasuka itu terletak di daerah Pattani sekarang, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang ahli antropologi di Prince of Songkla University, yang dikuatkan juga oleh sejarawan lain seperti Prof. Zainal Abidin Wahid, Mubin Shepard, Prof. Hall dan Prof. Wheatly. Tapi, persoalan berubahnya nama Langkasuka menjadi Pattani masih belum diketahui dengan pasti karena tidak ada catatan sejarah yang jelas mengenai hal itu. Mengikut hikayat Pattani pula, kerajaan Pattani berasal dari kerajaan Melayu yang berpusat di pedalaman dan sukar untuk didatangi oleh pedagang-pedagang. Sehingga raja Pattani ketika itu memindahkan pusat kerajaanya ke sebuah perkampungan nelayan yang akhirnya di beri nama "Pattani".
Karena letaknya yang strategis dari segi geografis, Pattani menjadi tumpuan para pedagang dari timur maupun barat,
untuk singgah di sana sambil beristirahat ataupun berdagang. Sehingga Pattani menjadi pusat perdagangan ketika itu.

Menurut ahli Antropologi, orang Pattani berasal dari suku Jawa-Melayu. Karena suku inilah yang pertama kali mendiami tanah Melayu. Kemudian berdatangan pedagang Arab dan India ke daerah Pattani.

Masuknya Islam ke Pattani

Sebagaimana kita ketahui, Islam masuk ke Asia Tenggara bukan dengan perang atau penaklukan, tapi melalui jalur
dagang. Baik itu Indonesia, Malaysia, begitu juga Pattani (Thailand). Namun, kapan masuknya Islam ke Pattani tidak diketahui secara pasti. Tetapi, kalau melihat karya sastra sejarah dan merujuk kepada para sejarawan, maka dapat diperkirakan bahwa Pattani menjadi negeri Islam pada tahun 1457 M.

Masuknya Islam ke Pattani, juga seperti sebuah cerita khayalan atau dongeng. Tapi memang begitulah proses masuknya Islam ke sana. Sebagaimana dikisahkan dalam buku-buku sejarah. Dikisahkan waktu itu, Pattani dipimpin oleh seorang raja yang bernama Phya Tu Nakpa. Raja dikabarkan menderita sakit dan tidak kunjung sembuh. Dia mendengar, ada seorang tabibTabib tersebut mau mengobati sakit raja dengan syarat raja harus masuk Islam setelah sembuh dari sakitnya. Raja menyetujui syarat sang tabib dan berjanji untuk masuk Islam setelah sembuh. Lalu sang tabib pun mengobati raja. Tetapi, setelah sembuh sang raja mengingkari janjinya. Dia tetap saja memeluk agamanya.
Kemudian raja sakit kembali dan diobati kembali. Kejadian itu terulang sampai tiga kali. Pada yang ketiga kalinya raja menyerah dan insaf. Setelah sembuh dari sakitnya, raja bersama keluarga dan pembesar istana memeluk Islam. Pada akhirnya, raja pun mengganti namanya menjadi Sultan Ismail Shah. yang bisa mengobati sakitnya.

Sejak itulah Islam mulai berkembang di Pattani dan ajaran Budha mulai ditinggalkan yang pada akhirnya hilang dari Pattani. Islam berkembang dengan pesat di Pattani tersebut.

Dahulunya, Pattani bukanlah bagian dari Thailand (Siam), melainkan daerah Islam yang berkembang dan maju di Selatan Siam.

Sepeninggalnya, raja digantikan oleh putranya, Sultan Muzaffar Shah. Dia meneruskan dan memajukan negerinya.
Tidak hanya itu, Sultan Muzaffar Shah juga melakukan lawatan ke negara tetangga, termasuk Siam. Tapi lawatan Sultan Muzzafar tidak di terima baik oleh Raja Siam. Karena kesombongan Raja Siam, yang menganggap dirinya lebih terhormat, membuat Sultan Pattani marah dan merasa direndahkan. Sehingga dia dan adiknya mengerahkan pasukan dan menyerang Siam yang ketika itu sedang diserang oleh Burma. Akhirnya, Siam jatuh ketangan Sultan Muzaffar saat itu juga.

Tak lama kemudian, Raja Pattani meninggal dan digantikan oleh adiknya. Sepeninggal adiknya, tahta diturunkan kepada putra Sultan Ismail Shah, yang menimbulkan masalah pada kesultanan. Mulailah terjadi perpecahan di dalam istana yang melibatkan keluarga raja juga putera-putera selir beliau.

Puncak keemasan dan runtuhnya Pattani

Pattani mencapai puncak keemasanya dizaman empat ratu yaitu; Ratu Hijau (1584-1616), Ratu Biru (1616-1624), Ratu
Ungu (1624-1635), dan Ratu Kuning (1635-1651). Pada masa ratu-ratu tersebut, Pattani sangat makmur dan kaya raya.
Kekuasaannya pun meluas sehingga terkenal dengan sebutan Negeri Pattani Besar. Kejayaan ini berlangsung selama 67 tahun.

Ketika Ratu Kuning meninggal pada 1651, kejayaan Pattani berkurang dan terjadi kemerosotan secara politik, ekonomi dan militer. Negeri Pattani Besar meliputi; Kelantan, Terengganu, Pattani Awal, Senggora dan Pethalung, yang tadinya bersatu mulai memisahkan diri. Bersamaan dengan kemerosotan ini, Siam bangkit dan berhasil mengusir Burma dari seluruh negeri. Pattani ditaklukkan oleh Siam pada tahun 1785. Sejak saat itulah pattani berada di bawah pemerintahan Siam. Pada tahun 1909, Pattani resmi menjadi bagian dari Siam, yang kemudian mengganti nama dengan Thailand sampai saat ini.


Kondisi terkini Pattani

Jatuhnya Pattani ke tangan Siam (Thailand) pada tahun 1785 dan diikuti dengan perjanjian bermaterai Inggris-Siam
pada tahun 1909, menjadi awal bagi kesengsaraan orang Melayu Islam Pattani yang membawa kepada berakhirnyapemerintahan raja-raja Melayu Pattani. Para tahanan perang dibawa ke Bangkok dengan mengikat dan merantainya,kemudian dijadikan budak dan buruh kasar pemerintahan Siam (Thailand). Para tawanan dipaksa mengorek dan menggali batangan sungai yang menjadi nadi pergerakan ekonomi di tengah kota Bangkok sampai saat ini. Walau corak pemerintahan Thailand telah diganti, Pattani tidak pernah mendapat pembelaan dan layanan yang baik dan adil, merekasenantiasa menjadi mangsa kekejaman dan keganasan pemerintah Thailand.
Sampai saat ini pun perasaan benci, dendam, buruk sangka dan memandang rendah terhadap Melayu Islam Pattani berketerusan dan menebal. Pattani diabaikan dari segi pembangunan maupun pendidikan. Pendidikan di sana tergantung kepada pakar yang bergelar "tok guru" dalam mengendalikan pembelajaran. Berbagai macam penindasan dan kesemena-menaan yang mereka alami, membuat mereka merasa tidak nyaman lagi berada di negeri mereka sendiri. Sehingga ada sebagian dari mereka yang hijrah untuk mencari sebuah ketenangan. Keselamatan di Pattani semakin hari semakin berkurang, bahkan memburuk, pembunuhan semakin banyak terjadi. Sebagaimana yang telah terjadi beberapa waktu lalu di sebuah kampung di Thailand Selatan. Satu pasukan masuk ke sebuah kampung dan menuju ke sebuah rumah, kemudian menembak kepala keluarga, di dalam rumah tersebut. Salah seorang anak
perempuanya dapat menyelamatkan diri, namun yang satu lagi ditangkap dengan tidak ada perikemanusiaan lagi, dia dirogol dan di bunuh. Sedangkan si Ibu melarikan diri menuju rumah adiknya. Dia dan adiknya pingsan ketika melihat dua anak adiknya di tembak. Kekejaman tidak berhenti sampai disitu saja, mereka ditutup dengan selimut dan dibakar.
Sebelum pasukan itu pergi dari tempat itu mereka menembak rumah-rumah secara membabi buta. Bisa kita bayangkan betapa mirisnya kejadian tersebut. Namun, itu hanya satu contoh dari sekian banyak kekejaman yang terjadi di dunia Islam. Wallâhu a'lam bisshawâb.
Kontribusi Dari Khairat Lismaniah
Saturday, 15 September 2007
Diperbaharui Pada Thursday, 20 September 2007

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons