About

check

Minggu, 21 September 2008

XINJIANG 2

China Xinjiang: Diskriminasi dan Kesempatan Orang-orang Uighur
April 2nd, 2007 by Daniel Schearf

Xinjiang merupakan provinsi terbesar di Cina dan salah satu daerah yang berkembang paling pesat. Etnis minoritas Uighur, yang berbahasa Turki dan beragama Islam, merupakan mayoritas polulasi di provinsi itu.

Namun, sejak Partai Komunis mengendalikan provinsi itu di tahun 1950-an, pemerintah membanjiri provinsi itu dengan suku Han, yaitu etnis dominan di negeri Cina.

Hal ini menenegangkan keadaan di provinsi itu dalam hal sumber daya, agama dan kebudayaan. Diskriminasi etnis sudah menjadi hal yang biasa dan konflik etnis Uighur dan tanggapan pemerintah meningkatkan ketidakpercayaan antara etnis minoritas dan etnis Han. Meski ada pekembangan ekonomi, orang-orang Uighur tersisih dari masyarakat Cina. Seperti yang dilaporkan oleh Daniel Schearf, keragaman etnis tidak dihormati. Laporan ini dibawakan Irfan Imamsyah.
Pada sebuah sekolah di Hetian, anak-anak Uighur sedang belajar bahasa Mandarin.
Saat Partai Komunis Cina mengambil alih Xinjiang, mereka mendorong kelompok etnik minoritas untuk memakai bahasa asli dalam sektor pendidikan. Hal itu dilakuan untuk mendapatkan dukungan dari warga lokal.
Beberapa tahun lalu, kebijakan itu berubah. Kepala sekolah Wang Diancheng mengatakan, sekolah ini didirikan karena tuntutan permintaan masyarakat minoritas untuk mempelajari bahasa nasional.
“Perkembangan masyarakat menuntut mereka untuk belajar lebih dari satu bahasa. Bila mereka ingin belajar di Cina daratan, mereka harus belajar bahasa Cina.”
Pemerintah Cina juga memulai program jangka panjang untuk mengajarkan bahasa Mandarin kepada anak-anak Uighur sebelum mereka masuk Sekolah Dasar.
Kebijakan itu cenderung kontroversial. Para kritik mengatakan kebijakan itu dirancang untuk menyerap minoritas ke dalam kebudayaan Han bukan untuk menghargai perbedaan. Sementara pejabat Cina mengklaim kalau hubungan antara kelompok minoritas suku Han seperti kakak adik, diskriminasi adalah hal yang biasa.
Di kota tua Kashgar, warga Uighur hidup di rumah tradisional yang terbuat dari batu lumpur dengan gang dari batu.
Kebanyakan warga Uighur dan suku minoritas lain bekerja sebagai petani dan pengrajin.
Mereka mengatakan dalam hal pekerjaan, suku etnik Cina biasanya memilih orang-orang suku mereka sendiri. Hal itu bahkan juga berlaku bahkan bagi etnis minoritas yang berpendidikan tinggi.
Pria Uighur ini mengatakan orang Han benci suku Uighur.
Jumlah suku Han disini meningkat. Partai Komunis mendukung suku Han untuk berimigrasi ke Xinjiang agar dapat mengkonsolidasikan kekuatannya lebih baik di provinsi itu. Populasi warga Han Cina di Xinjuang meningkat dari 5 per sen di tahun 1950 menjadi 40 per sen hari ini. Migrasi yang masih berlangsung saat ini mempersuilt etnik minoritas untuk mendapatkan kerja.
Katun merupakan salah satu industri terbesar Xinjiang. Di sebuah ladang katun di Hetian, sekitar selusin pendatang warga Han bekerja memetik hasil panen musim ini.. Kebanyakan dari mereka berasal dari provinsi Gansu yang pergi ke Xinjiang untuk bekerja musiman. Manajernya, Li Weidong, mengatakan tidak ada peraturan tetapi pemilik ladang cenderung lebih mempekerjakan orang dari suku etnik mereka sendiri.
“Ada etnis minoritas yang kerja di beberapa ladang. Mereka sudah selesai untuk hari ini dan pulang ke rumah. Mungkin kelihatannya tidak banyak pekerja etnis minoritas disini. Tetapi banyak pekerja yang datang. Kalau kami kekurangan tenaga, kami pekerjakan siapa saja. Tidak ada batasan jumlah pekerja pria, perempuan maupun kelompok etnis.”
Xinjiang merupakan salah satu provinsi yang sering disebut sebagai “wilayah otonomi” Cina dimana kelompok etnik minoritas seharusnya menjalankan urusan lokal. Tetapi pada kenyataannya, posisi tertinggi di Partai Komunis yang mengendalikan sekolah dan industri di Xinjiang adalah suku Han.
Menjadi anggota Partai Komunis adalah tiket untuk masa depan yang lebih baik. Warga Uighur yang ingin menjadi anggota partai, ditpaksa untuk meninggalkan praktek agama tradisional mereka. Wang Lequan adalah Sekretaris Partai Komunis Xinjiang, kedudukan politik tertinggi di provinsi itu dan ia adalah seorang suku Han. Wang menegaskan situasi sedang berubah.
“Dulu, ada bebepara orang pemerintah yang berasal dari etnis minoritas tertentu. Tetapi setelah pemerintah baru dibentuk, mereka lebih tekankan masalah ini dan sekarang lebih dari setengah pejabat pemerintah mempunyai posisi di pemerintah Xinjiang.… Karena dalam hukum otonomi regional kepala administratif harus dari etnis minoritas, sekretaris partai tentunya harus dari etnis Han. Tapi bukan berarti etnis minoritas tidak bisa jadi sekretaris partai. Mereka bisa saja.”
Meskipun demikian para pakar mengatakan, ketegangan etnis semakin buruk.Wang Jianmin, adalah professor Antropologi dari Central University of Nationalities di Beijing.
Ia mengatkan konflik Uighur dan serangan terhadap target pemerintah telah membuat suku Han terutama para pekerja migran, mencurigai warga Uighur.
“Mungkin kegiatan seperti ini membuat etnis Han berperilaku tidak semestinya terhadap orang Uighur. Konflik semacam ini lebih sering lagi terjadi. Tentunya kita bisa katakan alasan yang lain adalah perkembangan ekonomi di Xinjiang yang tidak memuaskan banyak orang. Ketidakpuasan semacam ini di tempat-tempat lain mungkin menjadi isu perkembangan regional, tetapi isunya di Xinjiang adalah tidak semua orang berkembang.“
Para pakar mengatakan, pemerintah harus menerapkan kuota pekerja lokal, agar dapat menghapus diskriminasi yang sudah mengakar. Kuota itu diharapkan juga dapat mengangkat kaum minoritas dari kemiskinan. Meskipun begitu, tingkat pendidikan dan ketrampilan bahasa juga menjadi masalah.
Di,samping membanjirnya suku Han, kebanyakan warga Uighur masih memegang erat tradisi mereka. Banyak dari mereka juga yang belum mahir berbicara bahasa Mandarin.
Para pakar mengatakan harus ada keseimbangan dalam materi pendidikan di Xinjiang.
Ajarkan bahasa Mandarin kepada kaum minoritas tapi beri juga pelajaran tentang kebudayaan Uighur untuk meningkatkan kepercayaan dan memberantas kecurigaan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons