About

check

Selasa, 14 Oktober 2008

Tanda-tanda kehancuran Peradaban Barat

“Itu adalah sebahagian Dan berita-berita negeri yang Kami ceritakan kepadamu. Beberapa di antara negeri-negeri itu Ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya Dan Ada yang telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka; tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.” (TQS. Hud: 100-101)

 “Itu adalah sebahagian Dan berita-berita negeri yang Kami ceritakan kepadamu. Beberapa di antara negeri-negeri itu Ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya Dan Ada yang telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka; tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.” (TQS.  Hud: 100-101)
 
 
“Adapun kaum ‘Aad mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar Dan berkata: “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan Apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Tapi mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) kami. (TQS. Fussilat: 15)
 
Sejak kehancuran Khilafah Islam pada abad yang lalu, peradaban Barat mulai mendominasi dunia secara politis, militer Dan ekonomi. Peradaban Barat menjadi amat bangga akan kemajuan yang dicapainya Dan saat ini menyebarkan ideologinya dengan gigih di dunia Islam. Kepada Kita dikatakan bahwa Peradaban Barat adalah universal Dan merupakan jalan satu-satunya bagi kemajuan Dan pencerahan.
Bush berkata, “Peradaban Barat bukanlan nilai-nilai Amerika atau –seperti anda tahu– bukan pula nilai-nilai Eropa. Peradaban Barat merupakan  nilai-nilai universal. Karena universal, nilai-nilai itu, seharusnya  diterapkan di setiap  tempat.” Blair berkata, ”Peradaban Kita bukanlah nilai-nilai Barat, IA adalah nilai-nilai universal dari semangat kemanusiaan. Dan di manapun…di manapun, kapan saja, rakyat biasa diberikan kesempatan untuk memilih. Pilihanya adalah sama: kebebasan, bukan tirani; demokrasi, bukan diktator; tertib hukum, bukan hukum dari polisi rahasia.”
Sering kali dikatakan pada Kita bahwa peradaban Islam adalah hanya Ada dalam lembaran  sejarah Dan mereka yang menginginkan Islam, syariah, Dan Khilafah adalah orang yang berbicara mengenai keterbelakangan Dan kegelapan. Namun, apa yang tidak ditunjukkan oleh Barat adalah jurang eksploitasi yang dalam, kekacauan, Dan keputusasaan yang telah diciptakan kapitalisme di seluruh dunia.
Propaganda Barat tidak mampu menyembunyikan kemunduran Dan kerusakan peradaban ini – suatu masalah yang memang telah jelas bagi Kita semua. Ketika mereka menyebarkan nilai-nilai Dan ideologi mereka kepada dunia dengan cara yang sangat arogan Dan memfitnah peradaban Islam, maka mereka telah mencoba untuk menyembunyikan keputusasaan yang mereka ciptakan  pada masyarakat mereka sendiri Dan di seluruh dunia.
Percampuran antara materialisme Dan kebebasan individu tanpa Batas, telah menyebabkan kekerasan yang mewabah, pengunaan obat bius, Dan alkohol; mengabaikan orang lanjut usia, kemiskinan, kerusakan pada keluarga, kekosongan spiritual, rasisme, DLL, DLL.
Penyalahgunaan obat meningkat dengan pesat; juga makin tingginya depresi Dan mewabahnya pesta minuman keras. Di Inggris, angka resmi menunjukkan bahwa peminum minuman keras yang “berbahaya Dan membahayakan” mencapai angka 7,1 juta orang. Pada dekade lalu, orang yang masuk rumah sakit karena sebab yang berkaitan dengan alkohol telah berjumlah dua kali lipat.
Lebih dari seperlima wanita di Inggris menjadi korban kekerasan seksual ketika meraka  anak-anak. Di  Negara itu , tiap menit polisi menerima telepon dari masyarakat yang meminta bantuan akibat kekerasan rumah tangga. Satu  dari empat wanita di Inggris telah mengalami pemerkosaan atau dicoba untuk diperkosa. Tiap minggu di Inggris, satu hingga dua anak mati karena kekejaman. Satu  dari tiga anak-anak hidup dalam kemiskinan. Lebih dari 25 persen dari seluruh pemerkosaan yang dicatat  polisi dilakukan terhadap anak-anak di bawah usia 16 tahun. Setengah juta orang usia lanjut diperlakukan dengan kasar, terutama karena tidak mempedulikan mereka. Lingkaran hutang menjerat keseharian masyarakat Inggris .Hutang konsumen di Inggris berada pada angka ? 1.3 triliun, suatu angka yang mengejutkan.
Jurang antara orang kaya Dan orang miskin terus melebar. 13,000 keluarga terkaya di Amerika saat ini memiliki pendapatan yang sama dengan 20 juta orang penduduk paling miskin. 13,000 keluarga itu memiliki pendapatan 300 kali lipat dari pendapatan keluarga rata-rata.
 
Situasi Global
Secara global, peradaban Barat telah menciptkan tata dunia yang tidak adil yang dicirikan oleh imperialisme lewat mekanisme  hutang, perdagangan yang tidak adil, dukungan bagi para diktator Dan tiran, Dan pendudukan yang illegal. Sementara pada saat yang sama mengurangi kebebasan sipil di negara mereka sendiri  dengan cara menteror rakyatnya sendiri.
Mereka berbicara soal penentuan nasib sendiri Dan demokrasi, tapi mendukung diktator di seluruh dunia Islam seperti Mubarak Dan Karimov Dan mencegah keinginan masyarakat kepada Islam, syariah Dan Khilafah.
            Mereka berbicara soal supremasi hukum Dan perdamaian di Timur Tengah, namun kenyataanya mereka menjajah Dan menjarah; menduduki negeri orang lain. Seperti yang terjadi di Irak di mana mereka membunuh lebih dari 650,000 ribu jiwa.
Mereka berbicara soal keringanan hutang, tapi telah memperbudak seluruh negera di bawah belenggu IMF Dan Bank Dunia. Mereka berbicara soal pemberantasan korupsi tapi menyogok ratusan juta dollar kepada para penguasa di negeri-negeri Muslim untuk mendapatkan kontrak dagang.
Mereka berbicara soal HAM, tapi Guantanamo Bay, Abu Ghraib, Patriot Act, Undang-undang anti-terroris yang tersamar, menghentikan Dan menggeledah, penahanan, penyiksaan, penawanan tanpa peradilan, penculikan Dan pengiriman tersangka untuk ditahan dinegara-negara yang merupakan  rezim brutal , interogasi yang brutal Dan perang-perang yang illegal Dan imperialistik adalah bukti-bukti atas sebuah peradaban yang telah memasuki kemunduran yang permanen.
Nilai-nilai, prinsip, dan tradisi dari peradaban Barat telah dijual murah senilai 30 keping  perak – Negara-negara Barat saat ini telah kehilangan otoritas moralnya.
 
Propaganda Yang Gagal
Peradaban Islam (saat ini) tidak memiliki negara yang mengembannya. Ia juga tidak memiliki tentara dan senjata untuk mempertahankannya. Sementara, peradaban Barat dilengkapi  dengan senjata, tentara, teknologi, dan dominasi politik, militer dan ekonomi. Namun, walaupun semua itu dilakukan, propaganda pemerintahan Barat mulai memudar.
Kaum Muslim yang tinggal di Barat, yang tiap hari dicekoki kapitalisme, saat ini semakin bersatu dengan kaum Muslim di Dunia Islam untuk menentang kebijakan (kapitalistik), melawan pendudukan, melawan upaya memecahbelah negeri-negeri  kita, melawan campur tangan asing, demi tegaknya syariah, demi tegaknya Khilafah, dan seterusnya.
Bahkan propaganda Barat yang anti Islam tidak mampu membendung -bahkan kaum non-Muslim- yang mulai menghargai  Islam sebagai sebuah agama dan sebuah sistem. Beberapa di antaranya masuk Islam dan berjuang untuk Islam, sementara yang lainnya tidak lagi mempercayai propaganda pemerintah mereka. Seorang wanita yang masuk Islam setelah Peristiwa 11 September, dia mengatakan bahwa sebelum ‘perang melawan teror’ dia tidak mengetahui siapakah Muhammad SAW, tapi saat ini dia ridho mempertaruhkan nyawanya untuk Rosulullah saw.
 
 
“Dan ketika orang-orang kafir memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu (dari rumahmu). Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.” (TQS. Al-Anfal: 30)
 
 
Wahai Muslimin dan Muslimat!
Walaupun negara kita tidak ada pada saat ini, akhir segalanya akan berpihak pada peradaban Islam, karena peradaban Barat didasarkan pada kebatilan dan peradaban Islam didasarkan pada kebenaran. Allah SWT berfirman:
”Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.”
(TQS. Al-Anbiya:18)
 
 
Wahai Muslimin dan Muslimat!
Kekalahan Peradaban Barat terbukti dari tindakan-tindakannya yang menunjukkan keputusasaan. Pendudukan, penyiksaan, penahanan, propaganda, bukanlah tindakan-tindakan dari peradaban yang kuat, melainkan tindakan dari peradaban yang sakit.
Propaganda melawan Islam, pengemban syariah, Khilafah, dan dakwah adalah karena pemerintah-pemerintah Barat mengetahui bahwa mereka sedang menghadapi kebangkitan kembali Islam di seluruh dunia. Tindakan mereka seperti usaha membuat parit yang terakhir dari peradaban kapitalis yang sedang tenggelam.
Maka, kokohkanlah keyakinan anda, berikan loyalitas anda kepada Dien (Al-Islam) dan Umat. Jangan biarkan penyesatan yang membuatmu lemah, karena tingkatan ini hampir usai. Tidak lama lagi, situasi akan berubah cepat. Tanda keberhasilan perjuangan menuju Khilafah semakin nampak jelas. Tahapan menuju kemenangan sudah semakin mendekat dari hari ke hari.   
Keimanan  kita pada Allah SWT adalah sangat besar dan harapan kita akan kemenangan yang dekat ini tidak tersentuh bahkan dengan sebuah ucapan. Dan  Allah SWT maha berkuasa atas segala urusan-Nya, tapi kebanyakan manusia tidak tahu, dan Dia, segala puji bagiNya, berfirman:
 
 
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa.”. (TQS. An-Nur [4]: 55)
 Oleh: Dr Imran Waheed (Hizbut Tahrir Inggris)

Aktor kehancuran Ekonomi AS dan Dunia

Bush, Wall Street dan the Fed, Rintis Jalan Menuju
Kehancuran Ekonomi AS & Dunia

-
Peranan Presiden Bush
-
Paul O Neill, Menteri Keuangan era Presiden George W. Bush
yang telah dipecat oleh Bush, menuturkan : “Bush tidak
memiliki logika dan alur pikir yang matang dalam
memutuskan kebijakan, termasuk kebijakan ekonomi.”
-


Kisah O Neill selama di Gedung Putih dituliskan dalam buku
berjudul “The Price of Loyalty” mengisahkan cara Bush
menjalankan pemerintahan AS di Gedung Putih.
-
Di dalam pertemuan-pertemuan kabinet, kata O Neill, Bush
seperti seorang buta di sebuah ruang yang penuh dengan
orang tuli. Komunikasi tidak nyambung dan para pejabat
tinggi hanya menduga-duga apa gerangan yang dipikirkan
Presiden. Jika ada komunikasi, sifatnya hanya monolog.
-
O Neill, yang waktu itu juga sebagai anggota Dewan
Keamanan Nasional, mengatakan 10 hari sejak pelantikan
Bush sebagai presiden (awal tahun 2001), Saddam adalah
topik kelas A. Tak ada gugatan dan tak ada pertanyaan
mengapa Saddam harus dijatuhkan. Ketidak cocokkan O’Neill
dan Bush soal Saddam menyangkut anggaran Pemerintah AS
yang sudah defisit, tetapi masih harus membiayai invasi ke
Irak, dimana sebelumnya telah melakukan invasi ke
Afganistan.
-
Itupun belum cukup, Bush datang lagi dengan ide pembebasan
pajak korporasi (perusahaan). O Neill tak berdaya karena
Wapres Dick Cheney menyeletuk : “Anda tahu Paul, Reagan
telah membuktikan bahwa tidak ada masalah.”
-
Masalah bukan hanya soal sikap saya pada penolakan
pembebasan pajak, tetapi soal cara penggunaan sumber daya
keuangan negara untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Saya
kira kepentingan pemberian jaminan sosial jauh lebih
penting ketimbang pembebasan pajak korporasi,” demikian
diungkapkan oleh O’Neill
-
Kebijakan boros anggaran Bush juga mendapat kritikan keras
dari klub Massachusetts Institute of Technology (MIT),
seperti Paul Krugman dan Joseph Stiglitz. Kebijakan Bush
menurut Krugman dan Stiglitz, mengakibatkan penumpukan
utang, yang di bawah Bush saja bertambah 3 triliun dollar
AS, terbesar sepanjang sejarah seorang presiden AS. Pajak
yang seharusnya berperan sebagai sarana untuk distribusi
pendapatan menjadi lenyap di bawah Bush.
-
Singkat kata, terjadi bolong-bolong ekonomi di sisi makro.
Muncul defisit anggaran, defisit perdagangan. Kegiatan
ekonomi rakyat yang seharusnya bisa mendapatkan stimulus
dari distribusi pendapatan, tidak pula terwujud. Sinyal
penurunan kinerja ekonomi AS makin jelas dengan terus
anjloknya kurs dollar AS terhadap euro dan mata uang kuat
dunia lainnya.
-
Peranan Wall Street
-
Secara perlahan jalan menuju kehancuran telah dimulai pula
di Wall Street (Bursa Saham di New York). Pada awal
kekuasaan Bush, muncul kebangkrutan Enron (2 Desember
2001), perusahaan raksasa perdagangan energi AS, yang
melakukan manipulasi keuangan. Kasus ini ternyata tidak
dijadikan sebagai bahan pelajaran, walau pemerintahan Bush
pernah benjanji akan melakukan pembenahan terhadap
korporasi.
-
Ternyata pembenahan tidak terjadi. Sejak 2001 muncul
mainan baru, yakni pembangunan sektor perumahan di AS.
Terjadi peningkatan harga rumah di AS sejak 2001 hingga
2005 yang menguntungkan banyak korporasi (perusahaan)
penyedia pinjaman sektor perumahan.
-
Pembeli rumah diberi iming-iming bahwa membeli rumah tidak
saja mendapatkan rumah, tetapi juga kekayaan karena rumah
adalah investasi, didukung harga yang akan meningkat.
-
Ini benar-benar terjadi dan banyak warga yang diuntungkan
sejak 2001. Bahkan rumah yang dibeli, meski dalam bentuk
cicilan sudah pula bisa dipakai untuk agunan untuk
meminjam uang di bank. Akhirnya sejak tahun 2005 ketika
harga rumah sudah terlalu tinggi, maka terjadilah koreksi
harga (harga mulai anjlok). Namun, aktivitas lembaga /
korporasi keuangan penyedia pembiayaan perumahan AS lewat
penerbitan obligasi, tak kunjung surut sejak 2005.
-
Contohnya Lehman Brothers (perusahaan yang perannya antara
lain mirip bank investasi yaitu berperan sebagai perantara
antara orang yang butuh biaya dan orang yang memiliki
dana, merupakan perusahaan yang punya reputasi pengelolaan
terbaik di Wall Street), adalah penjamin terbesar
penerbitan obligasi untuk pembiayaan perumahan periode
2006-2007 dengan pangsa pasar sekitar 10 persen dari
seluruh “mortgage bonds”. (obligasi/surat utang yang
dijamin dengan agunan hipotik atas properti). Padahal,
saat itu penurunan harga rumah sudah semakin terasa dan
bahkan telah mengakibatkan letupan di bursa saham, antara
lain pada Juli 2007.
-
Dengan menerbitkan surat berharga tersebut (surat
utang/obligasi) yang dijual dipasar modal, maka Lehman
mendapatkan dana yang kemudian disalurkan ke
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal di sektor
perumahan.
-
Rumah-rumah terus dibangun, sementara pembeli baru sudah
jenuh, juga karena harga yang sudah terlalu tinggi, maka
pinjaman yang dialokasikan ke sektor perumahan akhirnya
tidak lagi bisa terbayar. Perusahaan yang mendapatkan
pembiayaan dari Lehman tak bisa membayar utang-utang yang
jatuh tempo. Lehman Brothers harus menanggung rugi dan
harus membayar untuk harga itu !
-
Lehman bukan satu-satunya korban. Panik akibat kerugian,
maka korporasi AS menciptakan surat utang baru, seperti
“credit default swaps (CDS)” dan “collateralised debt
obligations (CDO)”. Ini adalah obligasi derivatif yang
tidak diatur oleh hukum dan tidak memiliki jaminan yang
memadai (tidak dijamin oleh aset). CDS dan CDO dijual
dengan tujuan untuk meraup dana dari investor, pemilik
modal, yang kemudian disalurkan lagi ke
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal.
-
Praktek penjualan CDS dan CDO oleh korporasi keuangan AS
ini disebut dengan istilah “reedem”, artinya “utang
diganti dengan utang yang bertumpuk” (tutup lubang gali
lubang). Hal ini bisa beresiko perusahan tersebut menggali
lubang kematiannya sendiri. Badan Pengawas Bursa Saham AS
(Securities and Exchange Commission) dan Departemen
Keuangan AS tutup mata atas perihal risiko itu.
-
Perusahaan analis dan pemberi peringkat surat, seperti
Moodys’s Investor Services dan Standard & Poor’s, tidak
melakukan pekerjaannya secara baik. Aksi jual beli CDS
malah marak karena diberi nilai “A” (peringkat mulai dari
A, B hingga status “junk”/sampah), relatif aman.
-
Dalam transaksi jual beli CDS dan CDO ini, akhirnya
terjadi lagi kegagalan bayar dari perusahaan yang
dibiayai. Mengapa gagal ? Ini karena perusahaan yang
dibiayai adalah para developer perumahan yang sejak tahun
2003 tak lagi mampu menjual rumah-rumahnya. Akhirnya
bangkrutlah Lehman Brothers dengan meninggalkan utang
sebesar 613 miliar dollar AS yang memicu kejatuhan saham
di banyak negara !
-
Jumlah warga yang tak mampu membayar cicilan perumahan
makin meningkat, menjadi 303.879 pemilik rumah per
September 2008. Setelah harga perumahan terus anjlok,
kekalapan Wall Street semakin menjadi. Merugi di
perumahan, Wall Street menggasak di bursa komoditas dan
minyak. Mendadak aksi beli komoditas melonjak tajam,
sebuah aktifitas yang mengkagetkan pialang dan ahli
ekonomi sekalipun ! Ganasnya aktifitas spekulatif yang
dilakukan oleh Wall Street ini sempat memicu kenaikan
harga minyak sampai ke harga 147 dollar AS per barel,
namun Bush menepisnya dengan mengatakan bahwa kenaikan
harga minyak terjadi karena keengganan OPEC menggenjot
produksinya.
-
Peranan The Fed (Bank Sentral AS)
-
Praktek “redeem” yang artinya “utang diganti utang yang
bertumpuk” (tutup lubang gali lubang), yang dilakukan
dengan berbagai cara oleh korporasi keuangan AS, seperti
menjual CDS dan CDO, potensi risikonya bisa terlihat dari
catatan-catatan. Catatan ini bisa menunjukkan apakah
perusahaan sudah menggali lubang kematiannya sendiri.
Indikator seperti ini tidak diindahkan, bahkan mungkin
dianggap tidak perlu. Bank Sentral AS (The Fed) sebenarnya
berperan menghentikan praktek penggalian lubang kematian
oleh korporasi keuangan AS, namun hal ini tidak dilakukan.
-
Usulan dari berbagai kalangan yang menghendaki adanya
deregulasi / pengaturan (pembatasan) terhadap
lembaga-lembaga keuangan AS, mendapat tentangan berat dari
yang bersangkutan. Alasan pentingnya pengaturan tersebut,
menurut Barney Frank, anggota DPR AS, Ketua Jasa Keuangan
DPR AS, adalah karena lembaga (korporasi) keuangan AS
telah terbawa arus bisnis dengan risiko tinggi tanpa
pembatasan ! Menurut Senator Sherrod Brown (Demokrat,
Ohio): “Ketiadaan peraturan telah membuat kerakusan Wall
Street makin menjadi-jadi.”

Namun ide ini, kata Frank, juga mental di tangan
pemerintahan Presiden George W. Bushm yang memiliki opini
sama dengan almarhum Presiden Ronald Reagan, bahwa pasar
sebaiknya jangan diatur.
-
Niat yang rendah soal pengaturan itu bahkan telah menyusup
pula ke Bank Sentral AS, sebagaimana diutarakan oleh Avery
B. Goodman, ahli hukum sekuritas (surat-surat berharga).
Menurut Goodman, sama seperti Depresi Besar 1929, di mana
Bank Sentarl AS juga menjadi penyebab depresi karena
kebijakan yang blunder (keliru besar), krisis sekarang
juga terjadi akibat peran Bank Sentral AS.
-
Bank Sentral mengulangi kesalahan seperti yang dilakukan
oleh Bank Sentral AS masa lalu yang menyebabkan Depresi
Besar 1929 itu. Saat korporasi keuangan jorjoran
mengucurkan kredit ke sektor perumahan yang sudah mulai
gagal bayar, Bank Sentral AS malah menurunkan suku bunga
dan mempertahankannya dalam waktu lama pada tingkat 1
persen.
-
Bank Sentral AS secara tidak langsung menyediakan
dana-dana murah, yang turut menyulut spekulasi. Ini
menciptakan jalan menuju Depresi Besar Jilid II dan
pengulangan stagflasi parah yang terjadi pada dekade
1970-an.
-
Bank Sentral AS terus memasok dana ke pasar, di mana
sektor keuangan sudah makin liar dengan menciptakan
instrumen keuangan yang kompleks dan amat berisiko,
termasuk subprime mortgage, Option-ARM mortgage, Alt-A,
dan lainnya.
-
Lebih buruk lagi, Bank Sentral AS memasok pinjaman. Bank
Sentral AS meminjamkan dana secara langsung kepada
korporasi AS dengan jaminan yang tidak setimpal. Bank
Sentral AS telah mengucurkan dana sebesar 777 miliar
dollar AS dengan jaminan yang hanya senilai 171 miliar
dollar AS ! Yang lebih mengejutkan lagi ketika terbongkar
bahwa Bank Sentral AS Cabang New York, yang dipimpin
Timothy Geithner, telah meminjamkan dana sebesar 10 miliar
dollar AS kepada Lehman Brothers. Padahal saat itu semua
orang, termasuk Timothy, tahu bahwa Lehman sudah insolvent
(tidak mampu memenuhi kewajiban) !
-
Krisis Keuangan Dunia (Global)
-
Akhirnya AS menuai sendiri akibat keserakahan yang
memunculkan krisis di sektor keuangan. Hal ini terjadi
pada saat ekonomi AS sedang lesu, yang berakibat tidak
bisa menolong penyelamatan korporasi yang sedang menuju
kebangkrutan massal.
-
Celakanya krisis keuangan AS mengimbas ke negara-negara
lain , sehingga terjadilah krisis keuangan global.
Kejatuhan Lehman Brothers (Rabu 14 September 2008 Lehman
resmi mengumumkan kebangkrutannya dan meninggalkan utang
sebesar 613 miliar dollar AS) memicu kejatuhan saham di
banyak negara yang memberi dana lewat Lehman. Masalahnya,
banyak bank yang memberi dana lewat Lehman. Akibatnya
saham-saham bank dan perusahaan keuangan pemberi pinjaman
kepada Lehman pun bertumbangan dan dicampakkan.
-
Diantara pemberi pinjaman dana itu antara lain Citigroup
(138 miliar dollar AS) dan Bank of New York Mellon Corp
(17 miliar dollar AS); Mizuho Financial, Aozora Bank,
Shinsei, dan UFJ (Jepang); Standard Chartered (Inggris);
serta ANZ (Australia).
-
Jadi kalau kekacauan ekonomi di AS akan merambat ke hampir
seluruh dunia, itu merupakan konsekuensi dari perilaku
masyarakat dunia yang terseret ke dalam irama permainan AS
!
-
Pada Rabu, tanggal 8 Oktober 2008 , terjadi kepanikan
pasar saham di Asia termasuk di Bursa Efek Indonesia
akibat jatuhnya Indeks Dow Jones di New York sebesar
182,95 points menjadi 9.264,16 poin yang dipicu oleh
kejatuhan sebelumnya sebesar 500 poin ditambah jatuhnya
indeks Standars & Poor’s ke bawah 1.000 poin (terburuk
sejak tahun 2003). Ini melengkapi kejatuhan sebelumnya di
hampir semua bursa dunia dan melahirkan rekor baru. Index
Harga Saham Gabungan (ISHG) di Bursa Efek Indonesia pada
hari Rabu itu anjlok 168,05 poin atau turun 10,38 persen
menjadi 1.451,66 poin. Otoritas Bursa Efek Indonesia
akhirnya menghentikan sementara perdagangan (suspensi)
seluruh saham dan derivatif, Rabu (8/10/’08) pukul 11.06
WIB karena penurunan ISHG sudah berada di luar batas
kewajaran.
-
Pada hari yang sama Indeks Nikkei di Jepang anjlok 9,4
persen menjadi 9.203,32 poin, penurunan terbesar dalam
sehari sejak Black Monday Oktober 1987 di AS. Indeks Kospi
di Korea Selatan merosot 5,8 persen yang membuat penurunan
Kospi mencapai 32 persen sepanjang 2008. Indeks Sensex di
India turun 366,88 poin menjadi 11.328.36 poin, asing
menarik dana 9,9 milar dollar AS dari pasar dan kerugian
negara India akibat krisis keuangan global 47,5 miliar
dollar AS.
-
“Planet keuangan negara berada dalam sebuah krisis total,”
kata anggota Dewan Direksi Bank Sentral Eropa, Guy Quaden.
Pemicu terbaru adalah penyerbuan yang dilakukan para
nasabah terhadap bank di Eropa untuk menarik simpanan.
Pemicu lain adalah keengganan sesama bank saling
meminjamkan dana, yang memacetkan aliran dana perbankan,
urat nadi perekonomian global. Hasil analisis Dana Moneter
Internasional (IMF) mengingatkan, krisis perbankan
memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menyebabkan
resesi. Penurunan pertumbuhan setidaknya 2 kuartal
berturut-turut sudah bisa disebut resesi.
-
Ironisnya, kejatuhan semua ini terjadi setelah paket dana
talangan 700 miliar dollar AS sudah ditandatangani oleh
Presiden AS George Walker Bush. Kejatuhan juga terjadi
setelah Bank Sentral AS menjanjikan akan membeli surat
berharga berjangka pendek senilai 900 miliar dollar AS
dari pasar. Beberapa negara di Eropa juga menaikkan jumlah
simpanan nasabah yang dijamin pemerintah. Namun semua ini
tak mencegah kepanikan di bursa global. “Pasar tak
bergerak. Penyuntikan dana bank sentral ke pasar sama
artinya dengan transfusi darah ke tubuh manusia yang urat
nadinya tersumbat,” kata Hiroichi Nishi, pialang di Nikko
Cordial, Tokyo, Rabu.
-
Dari Hongkong ke Paris, Singapura ke Frankfurt, investor
mencampakkan saham. Investor khawatir otoritas tak lagi
berdaya menghentikan krisis keuangan terbesar global sejak
Depresi Besar 1929 di AS. “Pasar modal seperti kerasukan
dan penjualan massal terjadi secara global,” kata Matt
Buckland, pialang dari CMC Markets, London.
-
Perdana Menteri Jepang Taro Aso juga memperlihatkan
kepasrahannya. “Para pemimpin Uni Eropa sudah bertemu,
tetapi tetap tak bisa meredakan gejolak pasar. Pasar Eropa
malah bergejolak cepat dan substansial. Saya khawatir akan
dampak dari krisis ini terasa di Jepang,” kata PM Aso
merujuk pada pertemuan para pemimpin Uni Eropa, Sabtu lalu
(4/10/’08).
-
=======================================

Bahan utama dicuplik dan diedit dari artikel-artikel
berjudul “Bush Rintis Jalan Menuju Kejatuhan” oleh Simon
Saragih, “Pembangun Ekonomi AS Itu Jatuh”, dan “Peran
China Dinantikan Untuk Mengatasi Krisis”, Harian Kompas.

Senin, 06 Oktober 2008

History of Islam in China


During the days of the third caliph of Islam, Uthman Ghani (rta), a Muslim deputation led by Sa`ad Ibn Abi Waqqas visited China in 651 A.D (29 A.H.) to invite the Chinese emperor to embrace Islam.

They built a magnificent mosque in Canton city. This mosque is known as "The Memorial Mosque".'c2~
Islam and Muslims in China
After the early beginnings, relations between the Muslims and the Chinese progressed fairly well. The first Muslim settlement in China was established in Cheng Aan port during the Tang dynasty. Thousands of Muslims have been turning to China in different times. Sometimes these neo settlers had petty skirmishes with the local Chinese. The first regular war was waged at the Chinese border in 133 A.H. The Muslims were led by Ziyad. They were far less in numbers. But they gave a crushing defeat to the Chinese. After this victory, the Muslims came to command complete control over the entire Central Asia.
These early successes opened the doors of China for the Muslim missionaries. In 138 A.H. General Lieu Chen revolted against Emperor Sehwan Tsung. On a request for help from the emperor the Abbasid caliph, Al-Mansur deputed a unit of 4,000 armed Turk Muslim troops to China. With their help the emperor overpowered the rebellion. After crushing the rebellion, the Turk soldiers settled in China. They married Chinese women. The Muslim influx to China continued thereafter through sea and land routes.
The early Muslims settling in China bore all sorts of circumstances. The long rule of the Manchu dynasty (1644-1911 AD) was the hardest for the Muslims. During this period the following five wars were waged against the Muslims: (1) the Lanchu War, (2) the Che Kanio War, (3) the Sinkiang War, (4) the Uunanan War, and (5) the Shansi War. In these destructive wars, the Muslims suffered inestimable losses. Countless Muslims were martyred. Half of Kansu'e2'80'99s population, totalling 15 millions, was Muslim. Only 5 million could escape alive. Chinese Muslims sustained similar setbacks in several other small and big wars. During the past three centuries, the Muslim population has decreased at 30%.
However, despite the great Muslim massacres during the past, the present Chinese Muslim population still exceeds 60 million. The Chinese Muslims follow the Islamic theory and practice. They practice all the five fundamentals of Islam. They differentiate between the forbidden (Haram) and the permissible (Halal). They are leading a decent and a civilized life in China.
Pro-Muslim Shift in Chinese Policy
The great Chinese statesman, Mao Tse-tung (1893-1976) achieved his political objective through 'e2'80'98The Long March'e2'80'99. When he settled down at his headquarters at Niyan, the Chinese Muslims supported him. The Muslims also joined his Red Army. However, at no stage of their cooperation with the great Chinese leader did the Muslims forsake their Islamic identity even for a while. In 1954, the Muslims were given guarantees about their prayers, traditional rites, civilization and culture. As compared to other minorities they were extended more liberal facilities, especially in the matters of cementing ties with the Muslim world. Friendly relations with the Muslim countries is a great economic need for modern China. Muslims have accordingly loomed large in China'e2'80'99s foreign policy ever since 1985. The under-developed areas predominated by the Muslims are now extended preferential treatment.
During China'e2'80'99s Cultural Revolution (1966-76) locks were forcibly put on a number of Chinese mosques. All such mosques have now been restored to the Muslims. Chinese Muslims have been accorded complete religious freedom. The Chinese Radio even broadcasts Qur'e2'80'99anic lectures. The Muslims feel satisfied with such welcome official measures. The pleasant pro-Muslim shift in the Chinese policy is currently making an exceedingly favourable impact on the dissemination of Islam in China. China has exceptionally cordial relation with its neighbouring Muslim state, Pakistan. Throughout this period only on unpleasant incident of a petty clash between Chinese and Muslims was reported in 1990 at the Pakistan 'e2'80ldblquote China border at Khunjrab.



Report on Chinese Muslim population
The number of Muslims in China is estimated at 300 million at the moment. Muslim traders introduced Islam to China way back in 681 AD, and there are ancient mosques in China that are over a thousand years old.
The Deputy President of the Chinese Muslim Society told ALDAWA that there are 5.000 mosques in China at the moment, with the number of Imams standing at 8,000. He said that Muslims in China are now living in state of relief and openness, particularly for the last twenty years, adding that before that they were being persecuted and oppressed. He said now new mosques are being built, and the number of Muslims is on the increase in the country as a whole, with many Muslims attending mosques and prayers regularly.
The Deputy President of the Chinese Muslim Society went on to say that there nine Islamic universities in China at the moment, and attached to every mosque is a Quran schools. This means that there are 5.000 Quran schools, in which the Quran, Hadith and the Islamic doctrine are being taught, with attendance being on the increase. Furthermore, he said, there are Chinese Muslim students pursuing further Islamic Studies at universities in Egypt, Syria, Saudi Arabia, and Algeria, at the same time learning the Arabic language.
The majority of Chinese Muslims are involved in commerce and industry, and cooperation between China and Islamic countries has its salutary and positive effect on the Muslim community in China, said the Deputy President.
He appealed for an increase in the number of scholarships that are extended to Chinese students, and also support for Islamic schools and universities, in addition to the sending of Daawa activists and supporting the Islamic publications that are published in China.
He pointed out that the Chinese government does give support to the Islamic schools, and also repairs mosques

( Islam in China by Abdur Rauf )

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons