About

check

Jumat, 16 Januari 2009

Yahudi Di Uni Sovyet

Orang Yahudi di Uni Sovyet adalah bagian dari
keturunan Yahudi yang tersebar di berbagai negara
Eropa, Asia dan Afrika, dan telah bermukim disana
ratusan tahun sejak zaman yang disebut diaspora, saat
mereka terbuang dari tanah asal mereka, Kanaan yang
juga disebut Tanah Palestina dan yang oleh pemeluk
Kristen dan Yahudi disebut the Holy Land (Tanah Suci).

Pada akhir abad ke-19, terdapat sekitar 5 juta orang
Yahudi di Rusia. Mereka umumnya bermukim di
propinsi-propinsi perbatasan sebelah Barat. Di negara
kerajaan yang sangat fanatik agama ini mereka
senantiasa jadi bulan-bulanan. Secara berkala, jika
terjadi pergolakan politik, perkampungan Yahudi
menjadi sasaran penjarahan dan pembantaian
besar-besaran yang disebut "pogrom".

Revolusi Bolshewik untuk menumbangkan kerajaan sebab
itu mendapat sambutan orang Yahudi. Banyak mereka yang
ikut bergabung, bahkan sejumlah intelek mereka turut
menjadi penggerak revolusi komunis itu. Tanggal 21
Maret 1917, tak lama setelah tergulingnya kaisar
Rusia, pemerintah sementara mengeluarkan dekrit yang
menghapus pembedaan perlakuan berlandaskan ras dan
agama, dan sejumlah intelek Yahudipun tampil di pucuk
pimpinan partai. Jacob Sverdlov, seorang Yahudi
Lithuania diangkat menjadi ketua pertama komite
sentral partai. Grigori Evseevich Zinoviev tampil
menjadi ketua Perhimpunan Kaum Pekerja Internasional.
Masih ada sejumlah Yahudi lainnya yang menjadi
pimpinan teras seperti Maxim Litvinov, menteri luar
negeri, Karl Radek penata pers dan media propaganda
komunisme di seluruh dunia, N. Riazanov, sejarawan
gerakan Marxis, dan di atas dari semuanya: Leon
Trotsky yang bernama asli Leo Davidovich Bronstein,
orang kedua sesudah Lenin dalam hierarki pimpinan
revolusi. Ia menjabat panglima tertinggi dan menteri
peperangan. Sementara itu gerakan nasionalisme Yahudi
yang disebut zionisme berkembang pula dengan subur.

Tetapi kejayaan tokoh-tokoh komunis Yahudi berakhir
dengan kebangkitan Stalin. Mereka satu persatu
disingkirkan dari pimpinan partai, sebagian besar
akhirnya dibinasakan, termasuk Trotsky. Namun dalam
angkatan bersenjata peranan Yahudi tetap menonjol.
Pada masa Perang Dunia Kedua terdapat lebih dari 50
jenderal keturunan Yahudi dalam ketentaraan Sovyet.
Banyak diantaranya jenderal ternama yang setelah
perang mendapat anugerah bintang kehormatan tertinggi
kemiliteran.
Satu diantaranya, Mayor Jenderal Yakof Kreyzer
memimpin Tentara Ketiga Sovyet dalam pertempuran
mati-matian mempertahankan kota Moskow.
Mayor-Jenderal Lev Mikhailovich Dovator, panglima
resimen Cossack, yang tewas pada awal ofensif balasan
besar-besaran Tentara Merah. Letnan Jenderal I.S.
Beskin, pahlawan Sovyet, panglima pasukan artileri
yang menembakkan 7 ribu meriam dan mortir dalam
merebut kembali kota Stalingrad. Dan Letnan Jenderal
Hirsh Davidovich Plaskov, panglima artileri dibawah
Marsekal Bogdanov yang menyerbu Berlin dari arah
barat.

Tetapi antara tahun 1948 sampai 1953 angkatan
bersenjata secara berangsur dibersihkan dari para
perwira tinggi Yahudi. Tidak kurang dari 63 jenderal,
111 kolonel dan 159 letnan kolonel Yahudi
dipensiunkan. Orang Yahudi juga tidak dibiarkan
menduduki jabatan-jabatan penting tertentu seperti
dinas rahasia. Jumlah mahasiswa Yahudi di
perguruan-perguruan tinggi dibatasi dengan kuota.

Pada tahun 1956 dan 1960-an digalakkan gerakan
pengganyangan para parasit dan penjahat ekonomi,
seperti para pelaku perdagangan gelap valuta asing dan
sejenisnya, dengan penjatuhan hukuman mati. Dari lebih
dari 100 orang yang dihukum mati, 40 persen memiliki
nama Yahudi.

Menurut buku "The Jews in Soviet Russia since 1917"
yang diterbitkan oleh Oxford University Press, ada
beberapa penyebab kebencian yang menyebabkan
diskriminasi terhadap Yahudi di kalangan anggota
partai dan masyarakat Sovyet. Satu diantaranya,
masyarakat Yahudi mereka pandang enggan membaurkan
diri, berkokoh mempertahankan keyakinan agama dan
adat-istiadat mereka, dan ini menyebabkan keraguan
atas kesetiaan mereka pada negara dan partai.
Selain itu gerakan zionisme di kalangan orang Yahudi
dipandang pada hakekatnya anti-komunis, dan musuh
besar kubu sosialis. Organisasi-organisasi Yahudi,
badan-badan Yahudi sedunia, dan perhimpunan Yahudi di
banyak negara, secara pukul rata dilukiskan sebagai
borjuis yang paling reaksioner. Citra seperti
"persekongkolan Yahudi sedunia", "para milyuner
Yahudi kaya-raya" yang menguasai negara-negara besar
Barat, tidak asing lagi dalam media pers dan radio
Sovyet.

Sesudah Uni Sovyet bubar, banyak Yahudi di
republik-republik bagian Sovyet yang merdeka seperti
Ukraina yang berbondong-bondong beremigrasi ke Israel
dengan bantuan subsidi dan fasilitas dari pemerintah
Israel.

Sato Sakaki,
Los Angeles, California
Rujukan: - The Russian Jews Under Tsars and Soviets
by Salo W. Baron
- The Jews in Soviet Russia: The Oxford
University Press

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons