About

check

Jumat, 16 Januari 2009

Islam di Rusia,Kuat karena budaya

Layaknya sejarah Islam di beberapa Negara, Islam di Rusia juga diwarnai dengan perlawanan dari rezim pemerintah. Namun kuatnya budaya dalam hati pemeluknya, tidak mampu dihilangkan oleh pemerintah
Rusia sebagai negara dengan wilayah terluas di Eropa, memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam hubungan internasional. Negara ini memiliki populasi penduduk muslim yang cukup signifikan, sehingga agama Islam merupakan agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks.

Dengan demikian, di Rusia, hiduplah kaum muslim dengan populasi terbesar di Eropa. Pada tahun 2000, kaum muslimin Rusia merayakan empat belas abad kehadiran Islam di Eropa. Keistimewaan kaum muslimin di Rusia adalah sejarah mereka yang sangat panjang itu. Hal ini berbeda dengan kaum muslim di negara-negara benua Eropa lainnya, yang umumnya adalah para imigran. Islam masuk ke Rusia tak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua abad ke-7 Masehi, yaitu ke wilayah Dagestan dan Kaukasus utara. Cita-cita Islam yang menarik, yaitu keadilan, persaudaraan, anti kezaliman, dan kecintaan pada ilmu, telah menyebabkan ajaran ini diterima oleh rakyat Rusia, terutama kaum Tatar di barat Rusia. Pada abad ke10, agama Islam menjadi agama resmi bangsa Tatar. Pada abad itu pula, agama Kristen diakui sebagai agama resmi etnis Rusia. Ketika orang-orang etnis Rusia mencapai kekuasaan, sedikit demi sedikit mereka menduduki wilayah kaum muslimin. Tentu saja, kaum muslimin menolak penindasan dan pengusaan dari kaum Kristen itu, sehingga melakukan berbagai perlawanan. Apalagi, hingga pertengahan kedua abad ke 18, kaum muslimin di Rusia tidak memiliki hak untuk melakukan aktivitas keagamaan serta membangun masjid dan sekolah Islam. Di antara perlawanan yang dilakukan kaum muslimin terhadap para Tzar atau penguasa Rusia, adalah perlawanan yang dipimpin Syaikh Syamil Dagestani pada pertengahan pertama abad ke 19. Dia selama bertahun-tahun berperang melawan tentara Rusia di Kaukasus utara dan Dagestan, serta berhasil menimpakan kerugian besar terhadap tentara Rusia itu. Namun, meletusnya Revolusi Komunis di Rusia pada tahun 1917 telah memunculkan situasi yang sangat buruk bagi semua pemeluk agama, terutama muslim. Setelah menyelesaikan berbagai krisis internal dan eksternal, pemimpin Revolusi Komunis sejak tahun 1927 memberlakukan peraturan keras bagi upaya pemberantasan agama di tengah masyarakat Rusia. Untuk itu, dilakukan pengajaran anti agama pada program pendidikan sekolah, penutupan sekolah-sekolah agama, dan dilakukan propaganda anti agama. Pada zaman itu, sekedar pergi ke masjid pun akan mendapatkan hukuman berat, antara lain berupa dikeluarkan dari sekolah atau dari tempat kerja. Meskipun pengajaran Islam dan perkembangannya benar-benar dihalangi pemerintah selama 70 tahun, namun akar budaya Islam dan sejarah Islam masih tetap hidup di hati kaum muslimin Rusia karena iman dan keyakinan memang tidak akan pernah bisa dikikis secara paksa. Sejak pertengahan kedua dekade 1980-an, pemerintah Uni Sovyet melakukan reformasi ekonomi dan sosial, dan momentum ini dimanfaatkan oleh kaum muslimin untuk memulai kembali aktivitas keagamaan mereka. Akibat dihidupkannya kembali nilai-nilai Islam, atmosfer kebangkitan Islam kembali bangkit di tengah kaum muslimin Rusia. Hal ini membuktikan bahwa fitrah ketuhanan dan spiritualitas sama sekali tidak bisa dihapuskan dengan represi dan pemaksaan. Gelombang kembalinya kaum muslimin Rusia kepada cita-cita Islam sedemikian pesat, sehingga akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 disebut sebagai periode kebangkitan Islam di Rusia. Dengan demikian, Islam telah kembali ke tengah kehidupan kaum muslimin Rusia dan mereka kini dapat melaksanakan kewajiban agama dengan leluasa. Islam di Rusia memiliki peran yang penting di negara itu. Di Rusia, pertumbuhan penduduk menunjukkan grafik negatif, namun di tengah kaum muslimin, pertumbuhan penduduk malah meningkat. Agama Islam juga mempersatukan 40 etnis di Rusia, di mana etnis terbesar adalah kaum Tatar dengan 5 juta penduduk. Etnis-etnis lain seperti Bashkir, Dagestan, Chechen, Ingush, Kabardian, dan lain-lain adalah di antara etnis Rusia yang beragama Islam. Selain itu, kaum muslimin Rusia dalam sepanjang sejarah selalu menjalin hubungan damai dengan saudara sebangsa mereka penganut Kristen Ortodoks. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa bangsa Rusia secara umum memiliki pandangan positif terhadap kaum muslimin. Meskipun tentu saja, sebagian media massa yang terkait dengan Zionisme selalu berusaha untuk memburukkan citra Islam di negara itu. Karena ajarannya yang progesif, logis,dan damai, kaum muslimin Rusia menolak berbagai bentuk langkah kekerasan yang berkedok Islam. Sebagai contoh, pemerintahan Taliban di Afganistan yang secara lahiriah menggunakan ajaran Islam, namun justru melakukan banyak sekali pelanggaran terhadap Islam, telah membuat kaum muslimin Rusia mewaspadai paham ekstrim seperti itu. Mereka juga selalu berlepas diri dari berbagai perilaku terorisme yang oleh Barat dituduhkan terhadap kaum muslimin, dengan cara menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menentang kekerasan dan agama yang cinta damai atas dasar keadilan. Itulah sebabnya, kejadian terorisme di Rusia tidak berhasil merusak wajah kaum muslimin di negara itu. Tentu saja, dewasa ini,kaum muslimin Rusia memiliki banyak problema, dan sebagian besarnya merupakan akibat dari represi yang telah ditimpakan kepada mereka selama puluhan tahun era komunis. Pembatasan yang sangat ketat dan keras terhadap berbagai aktivitas agama telah menyebabkan kaum muslimin Rusia masa kini, terutama kaum mudanya, tidak memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup atas agama mereka sendiri. Meskipun mereka dengan bangga mengaku sebagai muslim, namun mereka tidak mengenal secara utuh nilai-nilai dan ajaran Islam. Untuk menghadapi masalah ini, pembangunan sekolah-sekolah Islam mulai digalakkan dan salah satunya adalah Islamic College di Moskow. Selain itu, pembangunan masjid pun semakin diperbanyak, karena masjid adalah pusat terpenting pengembangan agama Islam. Menurut perkiraan, saat ini ada minimalnya 7000 masjid di Rusia. Selain itu, sejak lima belas tahun terakhir, berbagai partai dan kelompok Islam pun bermunculan dengan tujuan untuk membela hak-hak kaum muslimin. Di antara kelompok itu adalah Dewan Mufti Rusia, Kantor Pusat Agama Islam, serta Pusat Kerjasama Muslimin Kaukasus Utara. Namun demikian, sejauh ini peranan kaum muslimin Rusia dalam kancah politik negara itu masih sangat sedikit. Kehadiran mereka di parlemen dan pos-pos penting pemerintah masih sangat minim bila dibandingkan dengan populasi mereka. Selain itu, tindakan represif yang dilancarkan tentara Rusia terhadap kaum muslimin Chechen telah menimbulkan sensitifitas di tengah kaum muslimin negara itu. Untuk itulah, pemerintah Rusia berusaha menarik hati kaum muslimin demi menghalangi kemarahan kaum muslimin, antara lain dengan melakukan berbagai bentuk diplomasi. Dalam rangka ini pula, pada tahun ini Rusia telah menjadi negara pengawas dalam Organisasi Konferensi Islam. Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemimpin Rusia, Vladimir Putin, mengangkat seorang menteri beragama Islam dalam kabinetnya. Putin pun secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa 24 juta muslimin di Rusia adalah bagian dari dunia Islam. Dengan demikian, secara umum, kondisi kaum muslimin di Rusia lebih baik daripada di negara-negara Eropa lainnya. Namun, kaum muslimin di negara itu harus terus berusaha agar hak-hak ekonomi, politik, dan sosial mereka terpenuhi secara lebih maksimal lagi.

Tagged with: Dunia Islam, muzakki.com

(Dari berbagai sumber)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons